3 Juni 2014

Review Jurnal 2

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA
TERHADAP MODAL KERJA
(SBI Rate and Dollar Exchange Rate)


Judul   : ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA TERHADAP MODAL KERJA
Penulis : Ratih Puspitasari
Jurnal  : Ilmiah Kesatuan
Volume  : 11
Tahun   : Oktober 2009
Nomor   : 2
Halaman : 48 – 51

 I.  PENDAHULUAN
Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan produk dari proses manajemen, yang memiliki karakteristik dan keterbatasan. Laporan keuangan dihasilkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan prinsip manajemen yang berlaku umum. Interpretasi atau analisis terhadap laporan keuangan
perusahaan sangat bermanfaat untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Salah satu analisis laporan keuangan adalah analisis laporan sumber dan penggunaan modal kerja yaitu suatu analisis tentang darimana sumber-sumber dan penggunaan modal kerja dalam suatu perusahaan. Modal kerja merupakan dana yang harus tersedia dalam perusahaan yang dapat digunakan untuk membelanjai kegiatan operasinya sehari-hari, misalnya untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai, dan sebagainya, dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produknya. Dari laporan sumber dan penggunaan modal kerja ini akan membantu manajer keuangan dalam melaksanakan kegiatan perusahaannya dalam hal menentukan jumlah dana yang harus tersedia dan untuk dapat melihat asal; sumber dana itu diperoleh. Selain itu, laporan tersebut dapat juga membantu manajer keuangan dalam merencanakan berapa penggunaan dana guna menghindari hal-halyang tidak diinginkan perusahaan, sebab apabila perusahaan kekurangan dana tentu akan sulit berkembang. Kekurangan modal kerja terus-menerusyang tidak segera diatasi tentu akan menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Analisis arus kas berpengaruh terhadap sumber dan penggunaan modal kerja, karena analisis arus kas merupakan analisa untuk mengetahui sebab-sebabperubahan jumlah kas atau untuk mengetahui sumber- sumber dan penggunaan kas selama periode tertentu. Analisis arus kas dapat menunjukkan pergerakan arus kas dari mana sumber kas diperoleh dan kemana dialirkan.
Modal kerja yang akan digunakan sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar dapat memberikan keuntungan yang maksimal sehingga suatu perusahaan bisa beroperasi secara ekonomis dan juga modal kerja yang cukup dapat menekan biaya perusahaan menjadi rendah, menunjang segala kegiatan operasi perusahaan secara teratur. Selain itu pemilikan modal kerja yang cukup akan memberikan beberapa keuntungan, antara lain memungkinkan perusahaan dapat membayar semua kewajibannya tepat pada waktunya, memungkinkan perusahaan tersebut untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen, dan memungkinkan perusahaan tersebut untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.
Kebijakan perusahaan dalam mengelola jumlah modal secara tepat akan mengakibatkan keuntungan, sedangkan akibat dari penanaman modal kerja yang kurang tepat akan mengakibatkan kerugian. Agar dapat menilai posisi keuangan suatu perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban-kewajibannya, maka perlu digunakan alat analisis yang dinamakan rasio likuiditas, artinya rasio yang memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Dari perhitungan rasio ini diharapkan dapat membantu para manajer untuk menilai efektivitas dan efisiensi modal kerja yang digunakan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Analisis rasio terhadap modal kerja perusahaan pun sangat perlu dilakukan untuk mengetahui dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek perusahaan serta meneliti efisiensi dan penggunaan modal kerja dalam perusahaan.
Apabila jumlah aktiva lancar terlalu kecil, maka akan menimbulkan situasi illikuid, sedangkan apabila jumlah aktiva lancar yang terlalu besar akan berakibat timbulnya aktiva lancar atau dana yang menganggur. Semua ini akan berpengaruh kepada jalannya operasi perusahaan yang pada akhirnya akan mengurangi keuntungan atau laba yang seharusnya diperoleh perusahaan pada periode yang bersangkutan. Pengelolaan modal kerja yang baik selain akan lebih memperlancar aktivitas perusahaan juga dapat meningkatkan keberhasilan usaha untuk meraih keuntungan yang diharapkan.
Oleh karena itu, perusahaan harus hati-hati dalam menangani masalah keuangan dalam pengelolaan sumber dan penggunaan modal kerja. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja ini merupakan suatu laporan yang berguna bagi pihak manajemen perusahaan, para kreditur, para pemegang saham, danpihak-pihak lainnya. Pihak manajemen dan para kreditur jangka pendek terutama akan tertarik kepada posisi keuangan jangka pendek (posisi modal kerja) suatu perusahaan termasuk perubahan-perubahan yang terjadi selama periode itu. Kenaikan dalam modal kerja mungkin ditunjukkan dalam kas, efek, piutang maupun dalam persediaan atau adanya penurunan atau berkurangnya hutang lancar, dan adanya kenaikan dalam modal kerja ini akan diinterpretasikan bergantung kepada sumber-sumber yang menyebabkan kenaikan tersebut. Apabila seluruh perubahan tersebut semuanya berasal dari hasil operasi perusahaan, maka hal ini akan dinilai sebagai hal yang amat baik atau menguntungkan dibandingkan dengan kenaikan modal kerja yang berasal dari pengeluaran hutang jangka panjang.
II.  METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriftif yaitu metode yang bertujuan untuk mengambarkan sifat sesuatu yang sedang berlangsung pada saat terjadi penelitian dan memeriksa sebab atau gejala yang terjadi diperusahaan. Metode ini terdiri dari beberapa sumber data antara lain : (1) studi komparatif atau perbandingan, yaitu suatu studi untuk memperbandingkan antara hasil penelitian dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya dan (2) analisis rasio keuangan yaitu analisis untuk mengetahui kondisi keuangan.
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) data sekunder, yaitu data yang digunakan oleh orang atau organisasi yang bukan pengolahnya. Data sekunder dari penelitian ini adalah data yang diperoleh dari Pojok Bursa Efek Indonesia STIE Kesatuan Bogor, (2) studi perpustakaan (Library Research), merupakan salah satu bentuk penelitian yang dilakukan untuk memperoleh informasi dan data yang diperlukan, berdasarkan buku dan literatur, sehingga diperoleh pengertian teoritis untuk menganalisis data dalam penelitian, dan (3) Internet Browsing, merupakan bentuk pengumpulan data melalui situs-situs perusahaan yang memaparkan data keuangan, sehingga penulius dapat men-download file yang diperlukan.


III.  HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Analisis Gabungan PT. Indosat, Tbk dan PT. XL Axiata, Tbk

Berdasarkan tabel 1 maka dapat disimpulkan bahwa laporan sumber dan penggunaan yang baik lebih cenderung ke PT. Indosat Tbk karena laporan sumber dan penggunaan yang diihasilkan lebih besar dari PT. XL Axiata Tbk. Hal ini berarti PT. Indosat Tbk mampu mengoperasikan kegiatan operasionalnya dengan baik. Untuk tahun 2006 dan 2008 laporan sumber dan penggunaan yang dihasilkan lebih besar PT. Xl Axiata Tbk dibandingkan dengan PT. Indosat Tbk hal ini dikarenakan pada tahun tersebut sumber dana yang dihasilkan dari pasiva lancar lebih besar dari sumber dana yang dihasilkan di aktiva lancar sehingga adanya peningkatan dana dan menghasilkan laporan sumber dan penggunaan yang lebih besar. sedangkan untuk tahun 2005, 2007 dan tahun 2008 hasil laporan sumber dan penggunaan dana yang dihasilkan lebih cenderung besar PT. Indosat dibandingkan dengan PT. XL Axiatanya.
B.  Modal Kerja PT. Indosat Tbk dan PT. Xl Axiata Tbk


Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa diantara kedua perusahaan di atas sama-samamenghasilkan modal kerja yang negatif. Dengan demikian bahwa perusahaan tidak mampu memenuhi kegiatan operasionalnya sehingga hasilnya tiap tahun minus. Jika kita lihat dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 modal kerja yang lebih baik yaitu terjadi pada PT. Indosat sedangkan modal kerja dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 masih lebih baik PT. XL Axiata. Modal kerja bisa minus berarti disini aktiva lancarnya lebih kecil dibandingkan dengan pasiva lancarnya oleh karena itu modal kerjanya pun minus. Disini perusahaan harus lebih bisa meningkatkan kembali aktiva lancarnya agar bisa menutupi pasiva lancarnya, dengan adanya hasil yang minus berarti perusahaan masih kurang dalam tingkat likuiditasnya atau kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendeknya kurang. Oleh karena itu perusahaan harus bisa meningkatkan kembali penjualannya dan juga menjual produk mereka secara tunai agar langsung adanya dana yang masuk dalam kas. Di lain itu perusahaan harus bisa mengurangi hutang – hutangnya agar pasivanya mengalami penurunan.
C.  Likuiditas PT. Indosat Tbk dan PT. XL Axiata Tbk


Berdasarkan dari tabel di atas rasio lancar yang dihasilkan kedua perusahaan masih kurang dari satu tetapi jika dilihat lebih baik yang mana di antara kedua perusahaan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa PT. Indosat lebih baik dari pada PT. XL Aiata, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang lebih likuid yaitu PT. Indosat dibandingkan dengan PT. XL Axiata, dengan kata lain PT. Indosat lebih mampu untuk membayar hutang jangka pendeknya dibandikan dengan PT. XL Axiata. Hal ini berarti juga bahwa aktiva lancar dan pasiva lancar yang dihasilkan kedua perusahaan masih lebih baik PT. Indosat, karena PT. Indosat lebih besar menghasilkan angka rasio lancarnya dibandingkan dengan PT. XL Axiata. Jika kita lihat lagi di tahun 2007 jika PT. Indosat mengalami rasio lancar yang paling bagus di antara lima tahun sedangkan di Pt. XL axiata sendiri mangalami rasio lancar yang paling kecil selama liam tahun tersebut. Sedangkan tahun yang hampir sama rasio lancarnya yaitu tahun 2008 hanya beda 0.03 jika tahun lainnya perbedaanya cukup signifikan sedangkan di tahun 2008 ini hamper mengalami kesamaan walaupun masih tetap tinggian PT. Indosat dibandingankan dengan PT. XL Axiata, perbedaan – perbedaan tingkat pertahun antara lain tahun 2004 adanya perbedaan sebesar 0.32 tahun 2005 adanya perbedaan sebesar 0.69 di tahun 2006 adanya perbedaan sebesar 0.31 di tahun 2007 adanya perbedaan sebesar 0.22 dan di tahun 2008 adanya perbedaan sebesar 0.03
D.  Rasio Cepat ( Quick Ratio ) PT. Indosat Tbk dan PT. XL Axiata Tbk


Berdasarkan tabel di atas kedua perusahaan, rasio cepat yang dihasilkan kedua perusahaan masih kurang dari satu, tetepi jika dilihat berdasarkan tingkat yang lebih baik, maka PT. Indosat lebih baik dari pada PT. XL Axiata, karena angaka yang dihasilkan lebih besar dan lebih baik PT. Indosat dari pada PT. XL Axiata. Hal ini karena PT. Indosat dapat menghasilkan aktiva lancar dan pasiva lancar yang lebih baik dari pada PT. XL Axiata, jika kita lihat rasio cepat didapat dari aktiva lancar dikurangi dengan persediaan lalu dibagi dengan pasiva lancar, persediaan dikurangi karena persediaan lebih lama menjadi uang untuk ke kasnya dibandingkan dengan akun-akun aktiva lancar lainnya, oleh karena itu disebut rasio cepat, untuk persediaan PT. Indosat tahun 2004 sebesar 0.01 tahun 2005 sebesar 0.02 tahun 2006 sebesar 0.02 tahun 2007 sebesar 0.01 dan tahun 2008 sebesar 0.01 sedangkan untuk persediaan PT. XL Axiata tahun 2004 sebesar 0.01 tahun 2005 sebesar 0.01 tahun 2006 sebesar 0.02 tahun 2007 persediaan yang di hasilkan tidak mencapai 0.01 tahun 2008 sebesar 0.02 jika kita dapat melihat hampir semua persediaan baik PT. Indosat ataupun PT.XL Axiata sama-sama memiliki persediaan paling banyak sebesar 0.02 sedangkan persediaan yang sangat kecil terjadi pada PT. XL Axiata tahun 2007 hal ini berarti PT. Indosat lebih bisa mengontrol persediaannya dibandingkan dengan PT. XL Axiata. Persediaan yang ada di dalam sebuah perusahaan haruslah tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit karena jika persediaan di gudang sedikit maka jika adanya penjualan barang dalam jumlah besar perusahaan tidak bisa menyediakan karena persediaannya habis sedangkan jika persediaan di gudang terlalu banyak pula tidak baik karena adanya penumpukan dan akan berakibat tidak efisien terhadap kinerja perusahaan nanti. Oleh karena itu persediaan seharusnya dapat dikontrol secara baik. Maka disini dapat disimpulkan bahwa PT. Indosat lebih likuid dalam arti lebih bisa memenuhi kebutuhan jangka pendeknya dibandingkan dengan PT. XL Axiata, karena rasio cepat yang dihasilkan lebih besar PT. Indosat dari pada PT. XL Axiata, di samping itu juga perusahaan yang lebih bisa mengontrol persediaan yaitu PT. Indosat juga dibandingkan dengan PT. Xl Axiata.
E.  Rasio Kas ( Cash Ratio ) PT. Indosat Tbk dan PT. Xl Axiata Tbk


Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kedua perusahaan masih dibilang tidak likuid karena angka yang mereka hasilkan masih di bawah satu, dengan kata lain perusahaan masih belum bisa memenuhi atau membayar hutang jangka pendeknya. Tetapi jika lihat berdasarkan kedua perusahaan di atas maka masih lebih baik PT. Indosat dibandingkan dengan PT. XL Axiata. Di tahun 2004 adanya selisih sebesar 0.15 di tahun 2005 adanya selisih sebesar 0.58 di tahun 2006 adanya selisih sebesar 0.35 di tahun 2007 adanya selisih sebesar 0.10 dan di tahun 2008 adanya selisih sebesar 0.09 dengan melihat selisih di atas maka dapat dilihat bahwa PT. Indosat lebih baik dari PT. XL Axiata, jika kita lihat di tahun 2005 terlihat jika rasio kas PT. Indosat lebih besar dan paling tinggi selama lima tahun sedangkan untuk PT. XL Axiata yang paling tinggi di tahun 2006. Untuk rasio lancar yang terendah untuk PT. Indosat terjadi di tahun 2008 untuk PT. XL Axiata sama dengan PT. Indosat yaitu tahun 2008 juga. Tetapi masih besar PT. Indosat angkanya dibandingkan dengan PT. XL Axiata. Jika kita lihat lagi berdasarkan hitungan mengenai piutang dan lain-lainnya, maka piutang PT. Indosat masih di atas PT. XL Axiata. Piutang PT. Indosat antara lain tahun 2004 sebesar 0.41 tahun 2005 sebesar 0.22 tahun 2006 sebesar 0.35 tahun 2007 sebesar 0.32 dan tahun 2008 sebesar 0.34 sedangan untuk PT. XL Axiata sendiri tahun 2004 sebesar 0.24 tahun 2005 sebesar 0.12 tahun 2006 sebesar 0.39 tahun 2007 sebesar 0.21 tahun 2008 sebesar 0.39 jika kita lihat berdasarkan rasio kas dan piutang maka untuk PT. Indosat antara kas dan piutang masih lebih besar kasnya, sedangkan untuk PT. XL Axiata lebih besar piutangnya dari pada kasnya, sehingga perusahaan yang bisa dikatakan paling likuid diantara kedua perusahaan into yaitu PT. Indosat, karena PT. Indosat mempunyai kas yang lebih besar dari piutangnya, dengan adanya kas yang lebih besar dari pada piutangnya maka jika perusahaan akan membayar hutang akan ada dananya langsung, sedangkan PT. XL Axiata lebih besar piutangnya dari pada kasnya hal ini merupakan tidak likuid karena piutang lama menjadi kasnya harus menunggu sesuai dengan tanggal jatuh tempo. Oleh karena itu jika kita bandingkan kedua perusahaan di atas maka masih lebih likuid PT. Indosat dibandingkan dengan PT. XL Axiata.
IV.  KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang ada, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1.  Laporan sumber dan Penggunaan dan modal kerja PT. Indosat, Tbk saling berhubungan, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan dan penurunan yang terjadi setiap tahunnya, jika laporan sumber dan penggunaan mengalami kenaikan maka modal kerjanya pun mengalami kenaikan begitupun sebaliknya jika sumber dan penggunaan mengalami penurunan modal kerjanya pun mengalami penurunan. Sedangkan untuk PT. XL Axiata, Tbk cenderung tidak saling berhubungan terutama di tahun 2005 dan 2008, hal ini dikarenakan di tahun 2005 adanya sumber dana yang besar di pasiva lancarnya sehingga adanya penurunan modal kerja dari tahun 2004 ke tahun 2005 sedangkan laporan sumber dan penggunaan dananya mengalami kenaikan, untuk tahun 2008 adanya penggunaan dana yang besar di pasiva lancarnya sehinga modal kerjanya mengalami kenaikan dari tahun 2007 ke tahun 2008 sedangkan laporan sumber dan penggunaan dananya mengalami penurunan.
Namun jika di bandingkan PT. Indosat, Tbk dan PT. XL Axiata, Tbk dari segi angka maka lebih baik PT. Indosat, Tbk karena angka yang di hasilkan lebih besar, sedangkan jika di lihat dari segi kenaikan maka lebih baik PT. XL Axiata, Tbk karena adanya kenaikan dari tahun 2004 – 2006 selebihnya mengalami penurunan sedangkan di PT. Indosat, T bk mengalami kenaikan dari tahun 2004 – 2005 selebihnya mengalami penurunan, sehinga lebih lama PT. XL Axiata yang mengalami kenaikannya dibandingkan dengan PT. Indosat, Tbk.

2.  PT. Indosat, Tbk dan PT XL Axiata, Tbk dalam mengelola modal kerjanya menggunakan strategi agresif yaitu mengandalkan sebagian aktiva tetapnya untuk membiayai hutang lancarnya sehingga modal kerja yang dihasilkan setiap tahun menghasilkan angka yang negatif.
Tahun 2004, 2007 dan 2008 PT. Indosat, Tbk menghasilkan angka negatif yang tinggi dari PT. XL Axiata, Tbk sehingga pada tahun tersebut PT. Indosat, Tbk lebih agresif sedangkan untuk tahun 2005 dan 2006 lebih agresif PT. XL Axiata, Tbk karena pada tahun tersebut PT. XL Axiata, Tbk menghasilkan angka negatif yang lebih tinggi dibandingkan dengan PT. Indosat, Tbk.

3.  Adanya hubungan antara Modal kerja dan Likuiditas baik bagi PT. Indosat, Tbk dan PT. XL Axiata, Tbk. Hal ini terlihat jika modal kerjannya mengalami kenaikan maka likuiditasnya pun mengalami kenaikan begitu pun sebaliknya jika modal kerjanya mengalami penurunan maka likuiditasnya pun mengalami penurunan.

4.  Tingkat likuiditas PT Indosat, Tbk dan PT. XL Axiata, Tbk setiap tahunnya selama 5 tahun dapat dikatakan tidak likuid karena cenderung menghasilkan angka di bawah 1 (satu) yang terlihat dari nilai Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio. Namun jika dibandingkan PT. Indosat, Tbk lebih baik dari PT. XL Axiata, Tbk karena tingkat likuiditasnya lebih besar PT. Indosat, Tbk dibandingkan dengan PT. XL Axiata, Tbk

5.  Kas dan piutang yang dihasilkan PT. Indosat, Tbk dan PT. XL Axiata, Tbk sama-sama dibawah 1 (satu) atau tidak likuid terlihat dari Current RatioQuick Ratio, dan Cash Ratio. Tetapi jika dibandingkan dengan keduanya maka lebih baik PT. Indosat, Tbk karena PT. Indosat, Tbk lebih besar menghasilkan kasnya dibandingkan PT. XL Axiata, Tbk. Sedangkan untuk PT. XL Axiata, Tbk menghasilkan piutang yang lebih besar dari pada kasnya.
B.  Rekomendasi
Berdasarkan uraian dari simpulan maka saran yang dapat diberikan kepada perusahaan PT. Indosat, Tbk dan PT. XL Axiata, Tbk meliputi :
1.  PT. Indosat, Tbk dan PT. XL Axiata, Tbk sebaiknya mengurangi hutang lancarnya agar dapat meningkatkan modal kerja dan likuiditasnya.
2.  Menagih piutang yang telah jatuh tempo dengan segera, agar cepat menjadi kas, terutama untuk PT. XL Axiata, Tbk karena kasnya lebih kecil dibandingkan dengan piutangnya.
3.  Menggontrol persediaan yang ada agar tidak terjadinya kekurangan persediaan dan kelebihan persediaan.
 V.  DAFTAR PUSTAKA
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan, Gajah Mada, Yogyakarta.
Darsono, dan Edilius, 2004, Manajemen Koperasi IndonesiaPenerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Fred J.Weston dan Eugene F. Brigham.2006. Dasar-DasarManajemen Keuangan edisi ke sembilan jiulid 1
diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait, S.E.,M.Bus, Jakarta: Erlangga
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007, Standar Akuntansi IndonesiaPenerbit Salemba Empat, Jakarta.
Munawir, S., 2000, Analisis Laporan KeuanganEdisi Kesebelas, Penerbit Liberti, Yogyakarta.
Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4, Liberty Yogyakarta, Jakarta.
Noor Ahmad. 2007. Analisis Laporan keuangan. Bogor: STIE Kesatuan Bogor.
Padji, dan Aliminsyah, Kamus Istilah AkuntansiCetaka Kedua, Penerbit Yrama Widya, Bandung.
Prastowa, Dwi dan Rifka Julianty, 2002, Analisis Laporan KeuanganCetakan Kedua (revisi), Penerbit UPP AMP YKPN.
Sofyan Syafri Harahap. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT. RajaGrafindo, Jakarta.
Sudarsono, dan Asri, 2005, Pedoman Prakis Memahami Laporan Keuangan,Penerbit Andi, Jakarta.
Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Ekonisia, Yogyakarta.


30 Mei 2014

Laporan Keuangan

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN

 
Kertas Kerja Neraca Konsolidasi PT GUDANG GARAM Tbk
31 JUNI 2007 – 31 JUNI 2008
(disajikan dalam satuan rupiah)


·         Kas Deviden:
Rumus: Laba Bersih 2007 + Laba Bersih 2008

Rp 710.565 + Rp 891.358 = Rp 1.601.923

·         Laba Operasi:
Rumus: Kas Deviden + saldo laba

(Rp 710.565 + Rp 891.358) + (Rp 200.000 + Rp 1.036.485)
= Rp 1.601.923 + Rp 1.236.485 = Rp 2.838. 408

Analisis Sumber dan Penggunaan Dana
pada PT.GUDANG GARAM Tbk
31 JUNI 2007 – 31 JUNI 2008
(disajikan dalam satuan rupiah)

13 Mei 2014

kelompok 9

KONSOLIDASI PEMILIKAN TIDAK LANGSUNG
Dan
SALING MEMILIKI SAHAM
(Indirect and Mutual Holding)

A.  Konsolidasi Pemilikan Tidak Langsung
Suatu perusahaan yang memiliki hubungan afiliasi bertingkat yang terdiri dari Perusahaan induk-Perusahaan sub induk - Perusahaan anak.



B.  Saling Memiliki Saham
Perusahaan induk satu pihak memiliki saham - saham perusahaan anak dan dipihak lain perusahaan anak juga memiliki sebagian saham-saham perusahaan induk.


1.  Hak Control Yang Diperoleh Dengan Pemilikan Tidak Secara Langsung
·        Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sesudah adanya hak control oleh perusahaan induk pada perusahaan sub induk.
·        Pemilikan saham-saham perusahaan anak, terjadi sebelum adanya kontrol oleh perusahaan induk pada perusahaan sub induk.
·        Hak control yang diperoleh dengan adanya hubungan afiliasi di antara perusahaan-perusahaan (anak).

2.  Mutual atau reciprocal holdings dengan pemilikan saham perusahaan anak terjadi setelah perusahaan berjalan

Tambahan:
1.  Q : Apa yang dimaksud dengan perusahaan yang memiliki
   hubungan afiliasi?
A : Suatu perusahaan yang berada didalam suatu sistem perusahaan yang salaing berhubungan tetapi tidak langsung (co: seperti gambar. 1)

2.  Q : Apakah permasalahan pada mutual holding?
A : a. Laporan konsolidasi yang menyajikan laporan gabungan
b. Hak minoritas dalam laporan konsolidasi
c. Apabila anak mempunyai saham, induk harus dieliminasi
3. Q : Bagaimana cara menyelesaian permasalahan pada mutual holdoing?

A : Dengan cara membuat laporan secara individual setiap masing-masing, lalu dikonsolidasikan. Kemudian setelah semua barulah mengadakan rapat umum pemegang saham untuk memecahkan masalah bersama-sama

4 Mei 2014

tugas aklan

PENGERTIAN DAN PENGARUH ADANYA HAK KEPEMILIKAN
DAN
BEBERAPA HAL YANG MENYEBABKAN PERUBAHAN HAK KEPEMILIKAN DAN ADANYA PENGARUH TERHADAP NERACA KONSOLIDASI

A.  Pengertian dan Pengaruh Adanya Perubahan Hak Pemilikan
Penggabungan usaha adalah merupakan penggabungkan suatu perusahaan dengan perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomi.
Kepemilikan perusahaan induk atau investor pada perusahaan anak/investasi mungkin berubah sebagai akibat perusahaan anak menjual saham tambahan atau perusahaan anak menjual saham miliknya sendiri.

B.  Hal yang Menyebabkan Perubahan Hak Kepemilikan dan Pengaruhnya Terhadap Neraca Konsolidasi
1. Pembelian saham-saham perusahaan anak dilakukan lebih dari satu kali, akan tetapi hak kontrol diperoleh sejak saat pembelian saham tahap pertama.
2. Pembelian saham-saham perusahaan anak dilakukan lebih dari satu kali, dan hak kontrol diperoleh baru sesudah bebarapa tahap pembelian saham.
3. Pembelian dan penjualan kembali sebagian dari saham perusahaan anak, yang dimiliki oleh perusahaan induk.
4. Emisi saham dan penarikan kembali saham-saham perusahaan anak yang mempengaruhi hak pemilikan perusahaan induk.
5. Transaksi-transaksi saham yang ditarik dari peredaran (treasury stock) pada perusahaan anak.