ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA
TERHADAP MODAL KERJA
(SBI Rate and Dollar
Exchange Rate)
Judul : ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA
TERHADAP MODAL KERJA
Penulis : Ratih Puspitasari
Jurnal : Ilmiah Kesatuan
Volume : 11
Tahun : Oktober
2009
Nomor : 2
Halaman : 48 –
51
I.
PENDAHULUAN
Laporan keuangan yang
diterbitkan perusahaan merupakan produk dari proses manajemen, yang memiliki
karakteristik dan keterbatasan. Laporan keuangan dihasilkan untuk tujuan
tertentu sesuai dengan prinsip manajemen yang berlaku umum. Interpretasi atau
analisis terhadap laporan keuangan
perusahaan sangat
bermanfaat untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan yang
bersangkutan.
Salah satu analisis
laporan keuangan adalah analisis laporan sumber dan penggunaan modal kerja
yaitu suatu analisis tentang darimana sumber-sumber dan penggunaan
modal kerja dalam suatu perusahaan. Modal kerja merupakan dana yang harus
tersedia dalam perusahaan yang dapat digunakan untuk membelanjai kegiatan
operasinya sehari-hari, misalnya untuk memberikan persekot pembelian
bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai, dan sebagainya, dimana uang
atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk
dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produknya.
Dari laporan sumber dan penggunaan modal kerja ini akan membantu manajer
keuangan dalam melaksanakan kegiatan perusahaannya dalam hal menentukan jumlah
dana yang harus tersedia dan untuk dapat melihat asal; sumber dana itu
diperoleh. Selain itu, laporan tersebut dapat juga membantu manajer keuangan
dalam merencanakan berapa penggunaan dana guna menghindari hal-halyang
tidak diinginkan perusahaan, sebab apabila perusahaan kekurangan dana tentu
akan sulit berkembang. Kekurangan modal kerja terus-menerusyang tidak
segera diatasi tentu akan menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Analisis arus kas
berpengaruh terhadap sumber dan penggunaan modal kerja, karena analisis arus
kas merupakan analisa untuk mengetahui sebab-sebabperubahan jumlah kas
atau untuk mengetahui sumber- sumber dan penggunaan kas selama periode tertentu.
Analisis arus kas dapat menunjukkan pergerakan arus kas dari mana sumber kas
diperoleh dan kemana dialirkan.
Modal kerja yang akan digunakan sebaiknya
tersedia dalam jumlah yang cukup agar dapat memberikan keuntungan yang maksimal
sehingga suatu perusahaan bisa beroperasi secara ekonomis dan juga modal kerja
yang cukup dapat menekan biaya perusahaan menjadi rendah, menunjang segala
kegiatan operasi perusahaan secara teratur. Selain itu pemilikan modal kerja
yang cukup akan memberikan beberapa keuntungan, antara lain memungkinkan
perusahaan dapat membayar semua kewajibannya tepat pada waktunya, memungkinkan
perusahaan tersebut untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk
melayani konsumen, dan memungkinkan perusahaan tersebut untuk dapat beroperasi
dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau
jasa yang dibutuhkan.
Kebijakan perusahaan dalam mengelola
jumlah modal secara tepat akan mengakibatkan keuntungan, sedangkan akibat dari
penanaman modal kerja yang kurang tepat akan mengakibatkan kerugian. Agar dapat
menilai posisi keuangan suatu perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban-kewajibannya, maka
perlu digunakan alat analisis yang dinamakan rasio likuiditas, artinya rasio
yang memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendeknya. Dari perhitungan rasio ini diharapkan dapat membantu para manajer
untuk menilai efektivitas dan efisiensi modal kerja yang digunakan perusahaan
dalam menjalankan usahanya. Analisis rasio terhadap modal kerja perusahaan pun
sangat perlu dilakukan untuk mengetahui dan menginterpretasikan posisi keuangan
jangka pendek perusahaan serta meneliti efisiensi dan penggunaan modal kerja
dalam perusahaan.
Apabila jumlah aktiva lancar terlalu
kecil, maka akan menimbulkan situasi illikuid, sedangkan apabila jumlah aktiva
lancar yang terlalu besar akan berakibat timbulnya aktiva lancar atau dana yang
menganggur. Semua ini akan berpengaruh kepada jalannya operasi perusahaan yang
pada akhirnya akan mengurangi keuntungan atau laba yang seharusnya diperoleh
perusahaan pada periode yang bersangkutan. Pengelolaan modal kerja yang baik
selain akan lebih memperlancar aktivitas perusahaan juga dapat meningkatkan
keberhasilan usaha untuk meraih keuntungan yang diharapkan.
Oleh karena itu, perusahaan harus hati-hati dalam
menangani masalah keuangan dalam pengelolaan sumber dan penggunaan modal kerja.
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja ini merupakan suatu laporan yang
berguna bagi pihak manajemen perusahaan, para kreditur, para pemegang saham,
danpihak-pihak lainnya. Pihak manajemen dan para kreditur jangka pendek
terutama akan tertarik kepada posisi keuangan jangka pendek (posisi modal
kerja) suatu perusahaan termasuk perubahan-perubahan yang terjadi
selama periode itu. Kenaikan dalam modal kerja mungkin ditunjukkan dalam kas,
efek, piutang maupun dalam persediaan atau adanya penurunan atau berkurangnya
hutang lancar, dan adanya kenaikan dalam modal kerja ini akan diinterpretasikan
bergantung kepada sumber-sumber yang menyebabkan kenaikan tersebut.
Apabila seluruh perubahan tersebut semuanya berasal dari hasil operasi
perusahaan, maka hal ini akan dinilai sebagai hal yang amat baik atau
menguntungkan dibandingkan dengan kenaikan modal kerja yang berasal dari
pengeluaran hutang jangka panjang.
II.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan
dengan menggunakan metode deskriftif yaitu metode yang bertujuan untuk
mengambarkan sifat sesuatu yang sedang berlangsung pada saat terjadi penelitian
dan memeriksa sebab atau gejala yang terjadi diperusahaan. Metode ini terdiri
dari beberapa sumber data antara lain : (1) studi komparatif atau perbandingan,
yaitu suatu studi untuk memperbandingkan antara hasil penelitian dari satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya dan (2) analisis rasio keuangan yaitu analisis
untuk mengetahui kondisi keuangan.
Jenis dan sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) data sekunder, yaitu data yang
digunakan oleh orang atau organisasi yang bukan pengolahnya. Data sekunder dari
penelitian ini adalah data yang diperoleh dari Pojok Bursa Efek Indonesia STIE
Kesatuan Bogor, (2) studi perpustakaan (Library Research), merupakan
salah satu bentuk penelitian yang dilakukan untuk memperoleh informasi dan data
yang diperlukan, berdasarkan buku dan literatur, sehingga diperoleh pengertian
teoritis untuk menganalisis data dalam penelitian, dan (3) Internet
Browsing, merupakan bentuk pengumpulan data melalui situs-situs perusahaan
yang memaparkan data keuangan, sehingga penulius dapat men-download file
yang diperlukan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Gabungan PT. Indosat, Tbk dan PT.
XL Axiata, Tbk
Berdasarkan tabel 1 maka
dapat disimpulkan bahwa laporan sumber dan penggunaan yang baik lebih cenderung
ke PT. Indosat Tbk karena laporan sumber dan penggunaan yang diihasilkan lebih
besar dari PT. XL Axiata Tbk. Hal ini berarti PT. Indosat Tbk mampu mengoperasikan
kegiatan operasionalnya dengan baik. Untuk tahun 2006 dan 2008 laporan sumber
dan penggunaan yang dihasilkan lebih besar PT. Xl Axiata Tbk dibandingkan
dengan PT. Indosat Tbk hal ini dikarenakan pada tahun tersebut sumber dana yang
dihasilkan dari pasiva lancar lebih besar dari sumber dana yang dihasilkan di
aktiva lancar sehingga adanya peningkatan dana dan menghasilkan laporan sumber
dan penggunaan yang lebih besar. sedangkan untuk tahun 2005, 2007 dan tahun
2008 hasil laporan sumber dan penggunaan dana yang dihasilkan lebih cenderung
besar PT. Indosat dibandingkan dengan PT. XL Axiatanya.
B. Modal Kerja PT. Indosat Tbk dan PT. Xl
Axiata Tbk
Berdasarkan tabel di
atas maka dapat disimpulkan bahwa diantara kedua perusahaan di atas sama-samamenghasilkan
modal kerja yang negatif. Dengan demikian bahwa perusahaan tidak mampu memenuhi
kegiatan operasionalnya sehingga hasilnya tiap tahun minus. Jika kita lihat
dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 modal kerja yang lebih baik yaitu
terjadi pada PT. Indosat sedangkan modal kerja dari tahun 2007 sampai dengan
tahun 2008 masih lebih baik PT. XL Axiata. Modal kerja bisa minus berarti
disini aktiva lancarnya lebih kecil dibandingkan dengan pasiva lancarnya oleh
karena itu modal kerjanya pun minus. Disini perusahaan harus lebih bisa
meningkatkan kembali aktiva lancarnya agar bisa menutupi pasiva lancarnya,
dengan adanya hasil yang minus berarti perusahaan masih kurang dalam tingkat
likuiditasnya atau kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendeknya
kurang. Oleh karena itu perusahaan harus bisa meningkatkan kembali penjualannya
dan juga menjual produk mereka secara tunai agar langsung adanya dana yang
masuk dalam kas. Di lain itu perusahaan harus bisa mengurangi hutang –
hutangnya agar pasivanya mengalami penurunan.
C. Likuiditas PT. Indosat Tbk dan PT. XL
Axiata Tbk
Berdasarkan dari tabel
di atas rasio lancar yang dihasilkan kedua perusahaan masih kurang dari satu
tetapi jika dilihat lebih baik yang mana di antara kedua perusahaan tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa PT. Indosat lebih baik dari pada PT. XL Aiata, hal
ini menunjukkan bahwa perusahaan yang lebih likuid yaitu PT. Indosat
dibandingkan dengan PT. XL Axiata, dengan kata lain PT. Indosat lebih mampu
untuk membayar hutang jangka pendeknya dibandikan dengan PT. XL Axiata. Hal ini
berarti juga bahwa aktiva lancar dan pasiva lancar yang dihasilkan kedua
perusahaan masih lebih baik PT. Indosat, karena PT. Indosat lebih besar
menghasilkan angka rasio lancarnya dibandingkan dengan PT. XL Axiata. Jika kita
lihat lagi di tahun 2007 jika PT. Indosat mengalami rasio lancar yang paling
bagus di antara lima tahun sedangkan di Pt. XL axiata sendiri mangalami rasio
lancar yang paling kecil selama liam tahun tersebut. Sedangkan tahun yang
hampir sama rasio lancarnya yaitu tahun 2008 hanya beda 0.03 jika tahun lainnya
perbedaanya cukup signifikan sedangkan di tahun 2008 ini hamper mengalami
kesamaan walaupun masih tetap tinggian PT. Indosat dibandingankan dengan PT. XL
Axiata, perbedaan – perbedaan tingkat pertahun antara lain tahun 2004 adanya
perbedaan sebesar 0.32 tahun 2005 adanya perbedaan sebesar 0.69 di tahun 2006
adanya perbedaan sebesar 0.31 di tahun 2007 adanya perbedaan sebesar 0.22 dan
di tahun 2008 adanya perbedaan sebesar 0.03
D. Rasio Cepat ( Quick Ratio ) PT. Indosat
Tbk dan PT. XL Axiata Tbk
Berdasarkan tabel di
atas kedua perusahaan, rasio cepat yang dihasilkan kedua perusahaan masih
kurang dari satu, tetepi jika dilihat berdasarkan tingkat yang lebih baik, maka
PT. Indosat lebih baik dari pada PT. XL Axiata, karena angaka yang dihasilkan lebih
besar dan lebih baik PT. Indosat dari pada PT. XL Axiata. Hal ini karena PT.
Indosat dapat menghasilkan aktiva lancar dan pasiva lancar yang lebih baik dari
pada PT. XL Axiata, jika kita lihat rasio cepat didapat dari aktiva lancar
dikurangi dengan persediaan lalu dibagi dengan pasiva lancar, persediaan
dikurangi karena persediaan lebih lama menjadi uang untuk ke kasnya
dibandingkan dengan akun-akun aktiva lancar lainnya, oleh karena itu
disebut rasio cepat, untuk persediaan PT. Indosat tahun 2004 sebesar 0.01 tahun
2005 sebesar 0.02 tahun 2006 sebesar 0.02 tahun 2007 sebesar 0.01 dan tahun
2008 sebesar 0.01 sedangkan untuk persediaan PT. XL Axiata tahun 2004 sebesar
0.01 tahun 2005 sebesar 0.01 tahun 2006 sebesar 0.02 tahun 2007 persediaan yang
di hasilkan tidak mencapai 0.01 tahun 2008 sebesar 0.02 jika kita dapat melihat
hampir semua persediaan baik PT. Indosat ataupun PT.XL Axiata sama-sama memiliki
persediaan paling banyak sebesar 0.02 sedangkan persediaan yang sangat kecil
terjadi pada PT. XL Axiata tahun 2007 hal ini berarti PT. Indosat lebih bisa
mengontrol persediaannya dibandingkan dengan PT. XL Axiata. Persediaan yang ada
di dalam sebuah perusahaan haruslah tidak terlalu banyak dan tidak terlalu
sedikit karena jika persediaan di gudang sedikit maka jika adanya penjualan
barang dalam jumlah besar perusahaan tidak bisa menyediakan karena
persediaannya habis sedangkan jika persediaan di gudang terlalu banyak pula
tidak baik karena adanya penumpukan dan akan berakibat tidak efisien terhadap
kinerja perusahaan nanti. Oleh karena itu persediaan seharusnya dapat dikontrol
secara baik. Maka disini dapat disimpulkan bahwa PT. Indosat lebih likuid dalam
arti lebih bisa memenuhi kebutuhan jangka pendeknya dibandingkan dengan PT. XL
Axiata, karena rasio cepat yang dihasilkan lebih besar PT. Indosat dari pada
PT. XL Axiata, di samping itu juga perusahaan yang lebih bisa mengontrol
persediaan yaitu PT. Indosat juga dibandingkan dengan PT. Xl Axiata.
E. Rasio Kas ( Cash Ratio ) PT. Indosat Tbk
dan PT. Xl Axiata Tbk
Berdasarkan tabel di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa kedua perusahaan masih dibilang tidak likuid
karena angka yang mereka hasilkan masih di bawah satu, dengan kata lain
perusahaan masih belum bisa memenuhi atau membayar hutang jangka pendeknya.
Tetapi jika lihat berdasarkan kedua perusahaan di atas maka masih lebih baik
PT. Indosat dibandingkan dengan PT. XL Axiata. Di tahun 2004 adanya selisih
sebesar 0.15 di tahun 2005 adanya selisih sebesar 0.58 di tahun 2006 adanya
selisih sebesar 0.35 di tahun 2007 adanya selisih sebesar 0.10 dan di tahun
2008 adanya selisih sebesar 0.09 dengan melihat selisih di atas maka dapat
dilihat bahwa PT. Indosat lebih baik dari PT. XL Axiata, jika kita lihat di
tahun 2005 terlihat jika rasio kas PT. Indosat lebih besar dan paling tinggi
selama lima tahun sedangkan untuk PT. XL Axiata yang paling tinggi di tahun
2006. Untuk rasio lancar yang terendah untuk PT. Indosat terjadi di tahun 2008
untuk PT. XL Axiata sama dengan PT. Indosat yaitu tahun 2008 juga. Tetapi masih
besar PT. Indosat angkanya dibandingkan dengan PT. XL Axiata. Jika kita lihat
lagi berdasarkan hitungan mengenai piutang dan lain-lainnya, maka
piutang PT. Indosat masih di atas PT. XL Axiata. Piutang PT. Indosat antara
lain tahun 2004 sebesar 0.41 tahun 2005 sebesar 0.22 tahun 2006 sebesar 0.35
tahun 2007 sebesar 0.32 dan tahun 2008 sebesar 0.34 sedangan untuk PT. XL
Axiata sendiri tahun 2004 sebesar 0.24 tahun 2005 sebesar 0.12 tahun 2006
sebesar 0.39 tahun 2007 sebesar 0.21 tahun 2008 sebesar 0.39 jika kita lihat
berdasarkan rasio kas dan piutang maka untuk PT. Indosat antara kas dan piutang
masih lebih besar kasnya, sedangkan untuk PT. XL Axiata lebih besar piutangnya
dari pada kasnya, sehingga perusahaan yang bisa dikatakan paling likuid
diantara kedua perusahaan into yaitu PT. Indosat, karena PT. Indosat mempunyai
kas yang lebih besar dari piutangnya, dengan adanya kas yang lebih besar dari
pada piutangnya maka jika perusahaan akan membayar hutang akan ada dananya
langsung, sedangkan PT. XL Axiata lebih besar piutangnya dari pada kasnya hal
ini merupakan tidak likuid karena piutang lama menjadi kasnya harus menunggu
sesuai dengan tanggal jatuh tempo. Oleh karena itu jika kita bandingkan kedua
perusahaan di atas maka masih lebih likuid PT. Indosat dibandingkan dengan PT.
XL Axiata.
IV.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
yang ada, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1. Laporan sumber dan Penggunaan dan modal
kerja PT. Indosat, Tbk saling berhubungan, hal ini dibuktikan dengan adanya
peningkatan dan penurunan yang terjadi setiap tahunnya, jika laporan sumber dan
penggunaan mengalami kenaikan maka modal kerjanya pun mengalami kenaikan
begitupun sebaliknya jika sumber dan penggunaan mengalami penurunan modal
kerjanya pun mengalami penurunan. Sedangkan untuk PT. XL Axiata, Tbk cenderung
tidak saling berhubungan terutama di tahun 2005 dan 2008, hal ini dikarenakan
di tahun 2005 adanya sumber dana yang besar di pasiva lancarnya sehingga adanya
penurunan modal kerja dari tahun 2004 ke tahun 2005 sedangkan laporan sumber
dan penggunaan dananya mengalami kenaikan, untuk tahun 2008 adanya penggunaan
dana yang besar di pasiva lancarnya sehinga modal kerjanya mengalami kenaikan
dari tahun 2007 ke tahun 2008 sedangkan laporan sumber dan penggunaan dananya
mengalami penurunan.
Namun jika di bandingkan PT. Indosat, Tbk
dan PT. XL Axiata, Tbk dari segi angka maka lebih baik PT. Indosat, Tbk karena
angka yang di hasilkan lebih besar, sedangkan jika di lihat dari segi kenaikan
maka lebih baik PT. XL Axiata, Tbk karena adanya kenaikan dari tahun 2004 –
2006 selebihnya mengalami penurunan sedangkan di PT. Indosat, T bk mengalami
kenaikan dari tahun 2004 – 2005 selebihnya mengalami penurunan, sehinga lebih
lama PT. XL Axiata yang mengalami kenaikannya dibandingkan dengan PT. Indosat,
Tbk.
2. PT. Indosat, Tbk dan PT XL Axiata, Tbk
dalam mengelola modal kerjanya menggunakan strategi agresif yaitu mengandalkan
sebagian aktiva tetapnya untuk membiayai hutang lancarnya sehingga modal kerja
yang dihasilkan setiap tahun menghasilkan angka yang negatif.
Tahun 2004, 2007 dan 2008 PT. Indosat, Tbk
menghasilkan angka negatif yang tinggi dari PT. XL Axiata, Tbk sehingga pada
tahun tersebut PT. Indosat, Tbk lebih agresif sedangkan untuk tahun 2005 dan
2006 lebih agresif PT. XL Axiata, Tbk karena pada tahun tersebut PT. XL Axiata,
Tbk menghasilkan angka negatif yang lebih tinggi dibandingkan dengan PT.
Indosat, Tbk.
3. Adanya hubungan antara Modal kerja dan
Likuiditas baik bagi PT. Indosat, Tbk dan PT. XL Axiata, Tbk. Hal ini terlihat
jika modal kerjannya mengalami kenaikan maka likuiditasnya pun mengalami
kenaikan begitu pun sebaliknya jika modal kerjanya mengalami penurunan maka
likuiditasnya pun mengalami penurunan.
4. Tingkat likuiditas PT Indosat, Tbk dan PT.
XL Axiata, Tbk setiap tahunnya selama 5 tahun dapat dikatakan tidak likuid
karena cenderung menghasilkan angka di bawah 1 (satu) yang terlihat dari nilai Current
Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio. Namun jika
dibandingkan PT. Indosat, Tbk lebih baik dari PT. XL Axiata, Tbk karena tingkat
likuiditasnya lebih besar PT. Indosat, Tbk dibandingkan dengan PT. XL Axiata,
Tbk
5. Kas dan piutang yang dihasilkan PT.
Indosat, Tbk dan PT. XL Axiata, Tbk sama-sama dibawah 1 (satu) atau
tidak likuid terlihat dari Current Ratio, Quick Ratio,
dan Cash Ratio. Tetapi jika dibandingkan dengan keduanya maka lebih
baik PT. Indosat, Tbk karena PT. Indosat, Tbk lebih besar menghasilkan kasnya
dibandingkan PT. XL Axiata, Tbk. Sedangkan untuk PT. XL Axiata, Tbk
menghasilkan piutang yang lebih besar dari pada kasnya.
B. Rekomendasi
Berdasarkan uraian dari
simpulan maka saran yang dapat diberikan kepada perusahaan PT. Indosat, Tbk dan
PT. XL Axiata, Tbk meliputi :
1. PT. Indosat, Tbk dan PT. XL Axiata, Tbk
sebaiknya mengurangi hutang lancarnya agar dapat meningkatkan modal kerja dan
likuiditasnya.
2. Menagih piutang yang telah jatuh tempo
dengan segera, agar cepat menjadi kas, terutama untuk PT. XL Axiata, Tbk karena
kasnya lebih kecil dibandingkan dengan piutangnya.
3. Menggontrol persediaan yang ada agar tidak
terjadinya kekurangan persediaan dan kelebihan persediaan.
V.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan,
Gajah Mada, Yogyakarta.
Darsono, dan Edilius, 2004, Manajemen
Koperasi Indonesia, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Fred J.Weston dan Eugene F. Brigham.2006. Dasar-DasarManajemen
Keuangan edisi ke sembilan jiulid 1
diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait,
S.E.,M.Bus, Jakarta: Erlangga
Ikatan Akuntansi
Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Indonesia, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.
Munawir, S., 2000,
Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kesebelas, Penerbit Liberti,
Yogyakarta.
Munawir. 2004. Analisis
Laporan Keuangan. Edisi 4, Liberty Yogyakarta, Jakarta.
Noor Ahmad. 2007.
Analisis Laporan keuangan. Bogor: STIE Kesatuan Bogor.
Padji, dan Aliminsyah,
Kamus Istilah Akuntansi, Cetaka Kedua, Penerbit Yrama Widya,
Bandung.
Prastowa, Dwi dan Rifka
Julianty, 2002, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Kedua (revisi),
Penerbit UPP AMP YKPN.
Sofyan Syafri Harahap.
2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT. RajaGrafindo, Jakarta.
Sudarsono, dan Asri,
2005, Pedoman Prakis Memahami Laporan Keuangan,Penerbit Andi, Jakarta.
Sutrisno. 2001.
Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Ekonisia, Yogyakarta.