Mengatasi Fraud
Dalam Laporan Keuanagan
A. Definisi Fraud menurut narasumber
a. The Institute of Internal Auditor (“IIA”)
Fraud adalah sekumpulan tindakan yang tidak diizinkan
dan melanggar hukum yang ditandai dengan adanya unsur kecurangan yang
disengaja.
b. Webster’s New World Dictionary
Fraud adalah suatu pembohongan atau penipuan (deception) yang dilakukan demi
kepentingan pribadi.
c. International Standards of Auditing
Fraud adalah tindakan yang disengaja oleh anggota manajemen perusahaan,
pihak yang berperan dalam governance perusahaan, karyawan atau pihak
ketiga yang melakukan pembohongan atau penipuan untuk memperoleh keuntungan
yang tidak adil atau illegal.
Jadi, kesimpulannya fraud adalah perbuatan curang (cheating)
yang berkaitan dengan sejumlah uang atau properti.
B. Faktor-faktor yang melakukan kecurangan Fraud

Faktor-faktor yang melakukan
kecurangan Fraud sesuai yang digambarkan dalam segitiga fraud (Fraud
Triangle) berikut:
a.
Opportunity
Faktor ini biasanya muncul sebagai
akibat lemahnya pengendalian inernal di organisasi tersebut. Terbukanya
kesempatan ini juga dapat menggoda individu atau kelompok yang sebelumnya
tidak memiliki motif untk melakukan fraud.
b.
Pressure
Motivasi pada sesorang atau individu
akan memebuat mereka mencari kesempatan melakukan fraud.
Contoh: pressure dapat timbul karena
masalah keuangan pribadi, Sifat-sifat buruk seperti berjudi, narkoba, berhutang
berlebihan dan tenggat waktu dan target kerja yang tidak realistis.
c.
Rationalization
Terjadi karena seseorang mencari
pembenaran atas aktifitasnya yang mengandung fraud. Pada umumnya
para pelaku fraud meyakini atau merasa bahwa tindakannya bukan
merupakan suatu kecurangan tetapi adalah suatu yang memang merupakan haknya,
bahkan kadang pelaku merasa telah berjasa karena telah berbuat banyak untuk
organisasi. Dalam beberapa kasus lainnya terdapat pula kondisi dimana pelaku
tergoda untuk melakukan fraud karena merasa rekan kerjanya juga
melakukan hal yang sama dan tidak menerima sanksi atas tindakan fraud tersebut.
C. Faktor Pemicu Fraud (Kecurangan)
Terdapat empat faktor pendorong
seseorang untuk melakukan kecurangan, yang disebut juga dengan teori GONE
yaitu Greed (keserakahan), Opportunity (kesempatan), Need (kebutuhan),
Exosure (pengungkapan).
Faktor Greed dan Need merupakan
faktor yang berhubungan dengan individu pelaku kecurangan (disebut juga faktor
individual). Sedangkan faktor Opportunity dan Exposure merupakan
faktor yang berhubungan dengan organisasi sebagai korban perbuatan kecurangan
(disebut juga faktor generik/umum).
a. Faktor generic
·
Kesempatan (opportunity)
Melakukan kecurangan tergantung pada
kedudukan pelaku terhadap objek kecurangan. Kesempatan untuk melakukan kecurangan selalu ada pada setiap
kedudukan. Namun, ada yang mempunyai kesempatan besar dan ada yang
kecil. Secara umum manajemen suatu organisasi/perusahaan mempunyai kesempatan
yang lebih besar untuk melakukan kecurangan daripada karyawan
·
Pengungkapan (exposure)
Suatu kecurangan belum menjamin
tidak terulangnya kecurangan tersebut baik oleh pelaku yang sama maupun oleh
pelaku yang lain. Oleh karena itu, setiap pelaku kecurangan seharusnya
dikenakan sanksi apabila perbuatannya terungkap.
b. Faktor individu
·
Keserakahan (greed)
Pada Faktor Keserakahan (Greed) ini
sangat berhubungan dengan Moral seseorang.
·
Kebutuhan (need)
Pada faktor kebutuhan (Need) sangat
berhubungan dengan Motivasi yang lebih cenderung berhubungan dengan
pandangan/pikiran dan keperluan pegawai/pejabat yang terkait dengan aset yang
dimiliki perusahaan/ instansi/ organisasi tempat ia bekerja. Selain itu tekanan
(pressure) yang dihadapi dalam bekerja dapat menyebabkan orang yang
jujur mempunyai motif untuk melakukan kecurangan.
D. Jenis fraud berdasarkan subjek atau pelaku
Berikut ini adalah jenis fraud
berdasarkan subjek atau pelaku, sebagai berikut :
a. Employee Fraud (Kecurangan Pegawai)
Kecurangan yang
dilakukan oleh pegawai dalam suatu organisasi kerja
b. Management Fraud (Kecurangan Manajemen)
Kecurangan yang
dilakukan oleh pihak manajemen dengan menggunakan laporan keuangan/transaksi
keuangan sebagai sarana fraud, biasanya dilakukan untuk mencurangi pemegang
kepentingan (stakeholders) yang terkait organisasinya
c. Customer Fraud
Kecurangan yang dilakukan oleh konsumen/pelanggan, misalnya kecurangan oleh
pihak kontraktor/konsultan terhadap satuan kerja proyek
d. E-Commerce Fraud (Kecurangan Melalui internet)
kecurangan yang dilakukan akibat adanya transaksi melalui internet
(misalnya pengadaan lelang melalui internet).
E. Gejala-gejala yang menunjukan adanya kecurangan
(Fraud) yang harus dicurugai
Fraud (Kecurangan) yang dilakukan oleh manajemen umumnya lebih sulit ditemukan
dibandingkan dengan yang dilakukan oleh karyawan. Oleh karena itu, perlu
diketahui gejala yang menunjukkan adanya kecurangan tersebut, adapun gejala
tersebut adalah:
1. Gejala kecurangan pada manajemen
·
Ketidakcocokan diantara manajemen puncak
·
Moral dan motivasi karyawan rendah
·
Departemen akuntansi kekurangan staf
·
Tingkat komplain yang tinggi terhadap organisasi/ perusahaan dari pihak
konsumen, pemasok, atau badan otoritas
·
Kekurangan kas secara tidak teratur dan tidak terantisipasi
·
Penjualan/laba menurun sementara itu utang dan piutang dagang meningkat
·
Perusahaan mengambil kredit sampai batas maksimal untuk jangka waktu yang
lama
·
Terdapat kelebihan persediaan yang signifikan
·
Terdapat peningkatan jumlah ayat jurnal penyesuaian pada akhir tahun buku.
2. Gejala kecurangan pada
karyawan/pegawai
·
Pembuatan ayat jurnal penyesuaian tanpa otorisasi manajemen dan tanpa
perincian/penjelasan pendukung
·
Pengeluaran tanpa dokumen pendukung
·
Pencatatan yang salah/tidak akurat pada buku jurnal/besar
·
Penghancuran, penghilangan, pengrusakan dokumen pendukung pembayaran
·
Kekurangan barang yang diterima
·
Kemahalan harga barang yang dibeli
·
Faktur ganda
·
Penggantian mutu barang.
F. Perilaku Pelaku Fraud
Berikut merupakan beberapa perilaku seseorang yang harus menjadi perhatian
karena dapat merupakan indikasi adanya kecurangan yang dilakukan orang
tersebut, yaitu:
·
Perubahan perilaku secara signifikan, seperti: easy going,
tidak seperti biasanya, gaya hidup mewah, mobil atau pakaian mahal
·
Gaya hidup di atas rata-rata
·
Sedang mengalami trauma emosional di rumah atau tempat kerja
·
Penjudi berat
·
Peminum berat
·
Sedang dililit utang
·
Temuan audit atas kekeliruan (error) atau ketidakberesan (irregularities)
dianggap tidak material ketika ditemukan
·
Bekerja tenang, bekerja keras, bekerja melampaui jam kerja, sering bekerja
sendiri.
G. Jenis fraud berdasarkan subjek atau pelaku
Berikut ini adalah jenis fraud
berdasarkan subjek atau pelaku, sebagai berikut :
a. Employee Fraud (Kecurangan Pegawai)
Kecurangan yang
dilakukan oleh pegawai dalam suatu organisasi kerja
b. Management Fraud (Kecurangan Manajemen)
Kecurangan yang
dilakukan oleh pihak manajemen dengan menggunakan laporan keuangan/transaksi
keuangan sebagai sarana fraud, biasanya dilakukan untuk mencurangi pemegang
kepentingan (stakeholders) yang terkait organisasinya
c. Customer Fraud
Kecurangan yang dilakukan oleh
konsumen/pelanggan, misalnya kecurangan oleh pihak kontraktor/konsultan
terhadap satuan kerja proyek
d. E-Commerce Fraud (Kecurangan Melalui internet)
kecurangan yang dilakukan akibat adanya
transaksi melalui internet (misalnya pengadaan lelang melalui internet).
H. Cara Mengatasi Fraud
Fraud harus dapat dikontrol dan dijaga,
sehingga tidak semakin berkembang dan merugikan organisasi pemerintahan
tersebut. Cara mengontrol dan menjaga agar tidak terjadi fraud adalah sebagai
berikut :
a.
mengendalikan suasana kerja yang baik di lingkungan
kerja, antara lain dengan menanamkan etika kerja dan peningkatan kesejahteraan
pekerja/pegawai.
b.
menghilangkan kesempatan untuk melakukan fraud dengan
cara sistem pengawasan internal yang ketat.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar