ANALISA
PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL
Judul : ANALISA PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN
SYARIAH DENGAN
PERBANKAN
KONVENSIONAL
Penulis : 1.
Silvia Paramita
2. Anis Chariri
Jurnal :
Volume : 2
Tahun : 2013
Nomor : 2
Halaman : 1 –
12
A. PENDAHULUAN
Tujuan
perusahaan bukan hanya untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para investor,
melainkan bertanggung jawab kepada para stakeholdernya. Menurut Yuliusman
(2008),perusahaan memberikan banyak keuntungan kepada masyarakat karena mampu
menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan. Namun, kegiatan perusahaan dalam
menghasilkan laba dan memenuhi kebutuhan masyarakat secara otomatis menimbulkan
konsekuensi pada lingkungan hidup di sekitarnya. Pencemaran lingkungan yang
tidak jarang dilakukan oleh perusahaan saat ini dapat menimbulkan kerugian bagi
masyarakat, lingkungan hidup, dan juga keberlanjutan usaha dari perusahaan itu
sendiri.
Perusahaan
perlu membangun citra dan kepedulian masyarakat terhadap kinerja mereka.
Perusahaan perlu membuktikan apa yang dilakukan oleh perusahaan dan pencapaiannya
terbukti nyata memberi nilai tambah bagi masyarakat. Masyarakat secara tidak langsung
akan memantau seberapa besar kepedulian perusahaan terhadap lingkungan.
Menurut Gray
at al (1987): tumbuhnya kesadaran publik akan peran perusahaan di tengah
masyarakat melahirkan kritik karena perusahaan menciptakan masalah sosial,
polusi, sumber daya, limbah, mutu produk, tingkat keamanan produk, serta hak
dan status tenaga kerja. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk tidak
memandang sebelah mata kinerja lingkungan. Perusahaan perlu melakukan investasi
yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan. Shortt (2012) mengemukakan bahwa
environmental investment dapat meningkatkan reputasi perusahaan dimata
custormers yang sekaligus dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Investasi
lingkungan yang dilakukan perusahaan merupakan suatu upaya perlindungan dengan
melakukan pengelolaan lingkungan dan mengurangi dampak lingkungan perusahaan (Nakamura,
2011). Dalam hal ini, perusahaan mengeluarkan sejumlah biaya untuk melakukan manajemen
hijau (green management) sebagai upaya untuk melestarikan lingkungan hidup dan melakukan
pencegahan terhadap pencemaran lingkungan sehingga dapat mencapai kinerja lingkungan
yang baik. Investasi lingkungan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya struktur kepemilikan. Pasar modal merupakan salah satu yang memberikan
perhatian lebih akan adanya tanggung jawab sosial dan lingkungan. Anggraini (2011)
menemukan adanya pengaruh kepemilikan asing dan institusional terhadap pengungkapan
pertanggungjawaban sosial perusahaan. Jenis industri juga dapat mempengaruhi
perusahaan dalam melakukan investasi lingkungan. Perusahaan yang memberikan
dampak lingkungan yang besar kepada masyarakat akan mengungkapkan lebih banyak
mengenai tanggung jawab sosialnya dibandingkan dengan perusahaan dengan dampak
lingkungan yang lebih kecil (Sembiring, 2003). Selain itu, ukuran perusahaan
juga dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan investasi lingkungan (Hart
dan Ahuja, 1996). Menurut Nakamura (2011:102), perusahaan yang besar memiliki
lebih banyak sumber daya untuk diinvestasikan, sehingga semakin besar ukuran
perusahaan semakin besar pula investasinya.
Investasi di
bidang lingkungan ini mulai mendapat perhatian lebih dari masyarakat dan pemerintah
mengapresiasi dengan memberikan penghargaan atas kinerja lingkungan suatu perusahaan.
Beberapa lembaga memberikan penghargaan khusus bagi perusahaan yang memberikan
kepedulian pada lingkungan. PROPER merupakan salah satu bentuk penghargaan yang
diberikan Kementerian Lingkungan Hidup kepada perusahaan yang serius
menginvestasikan dana khusus pada isu lingkungan.
Penelitian
terdahulu mengenai Environmental Investment (EI) dilakukan oleh Nakamura (2011)
yang menemukan adanya hubungan antara investasi lingkungan dengan kinerja
perusahaan dan menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dalam hubungan
tersebut. Penelitian terkait yang pernah dilakukan salah satunya oleh Hart dan
Ahuja (1996) menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan memiliki hubungan
positif dengan environmental investment. Lindrianasari (2007) dan Restuningdiah
(2010) juga menemukan adanya hubungan positif yang signifikan antara kinerja
lingkungan dengan kinerja finansial perusahaan. Jadi, kebanyakan penelitian
sebelumnya menyimpulkan bahwa adanya hubungan yang positif antara kinerja
lingkungan dan kinerja ekonomi perusahaan. Namun, penelitian mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi investasi lingkungan dan konsekuensinya
terhadap kinerja perusahaan masih sangat jarang di Indonesia.Oleh sebab itu,
penelitian ini berusaha memberikan bukti empiris mengenai determinan investasi lingkungan
dan pengaruh investasi lingkungan yang dilakukan perusahaan terhadap kinerja perusahaannya,
dengan sampel perusahaan-perusahaan publik yang memperoleh penilaian PROPER untuk
tahun 2009, 2010 dan 2011.
B. KERANGKA
PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Perusahaan
memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sebagai akibat dari kegiatan
operasional perusahaan. Investasi lingkungan merupakan salah satu upaya yang
dilakukan perusahaan untuk memperbaiki atau mengurangi dampak kerusakan
lingkungan yang diakibatkan oleh perusahaan. Semakin banyak kontribusi
perusahaan terhadap lingkungan maka citra dan legitimasi perusahaan di mata
masyarakat semakin baik (Hart dan Ahuja, 1996; Fitriyani, 2012; dan Nakamura,
2011) sehingga dapat meningkatkan kinerja finansial perusahaan.
Teori
legitimasi dan teori stakeholder menjadi landasan bagi perusahaan untuk memperhatikan
apa yang menjadi harapan masyarakat dan mampu menyelaraskan nilai-nilai perusahaannya
dengan norma-norma sosial yang berlaku di tempat perusahaan tersebut
melangsungkan kegiatannya. Perusahaan dapat melakukan investasi lingkungan
sebagai salah satu bentuk perhatian masyarakat terhadap lingkungan dan
masyarakat.
a. Ukuran
perusahaan dengan investasi lingkungan
Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa besar aset dan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan. Sejalan dengan teori legitimasi, semakin besar
ukuran perusahaan, semakin besar pula pengorbanan sosial yang dilakukan sebagai
refleksi dari perhatian perusahaan terhadap masyarakat. Perusahaan yang lebih
besar memiliki lebih banyak sumber daya untuk di investasikan, sehingga semakin
besar ukuran perusahaan, semakin besar pula kemampuan untuk melakukan investasi
lingkungan (Nakamura, 2011).
b. Jenis
Industri dengan investasi lingkungan
Perusahaan yang memberikan dampak lingkungan yang besar kepada
masyarakat akan mengungkapkan lebih banyak mengenai tanggung jawab sosialnya
dibandingkan dengan perusahaan dengan dampak lingkungan yang lebih kecil. Ada
dua jenis industri berdasarkan tingkat sensitivitasnya terhadap lingkungan,
yaitu high profile dan low profile. Robert dalam Hackston dan Milne (1996)
mendefinisikan high profile industry sebagai industri yang memiliki visibilitas
konsumen, resiko politik, dan kompetisi yang tinggi.
Hackston dan Milne (1996); Dirgantari (2002); Sembiring (2003); dan
Shortt (2012) menyimpulkan bahwa perusahaan high profile industry secara
signifikan mengungkapkan lebih banyak informasi sosial dan lingkungan karena
dampak yang dihasilkan lebih besar, sehingga dapat mempengaruhi perusahaan untuk
melakukan investasi lingkungan yang lebih besar.
c. Struktur
kepemilikan dengan investasi lingkungan
Struktur kepemilikan juga dapat menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi perusahaan dalam melakukan investasi lingkungan. Perusahaan
memiliki kewajiban untuk memuaskan para pemegang saham sebagai bagian dari
stakeholder atas modal dan sumber daya yang telah disediakan. Investasi di
bidang lingkungan dapat menjadi salah satu upaya yang dilakukan perusahaan
untuk bertanggung jawab kepada para stakeholdernya. Salah satu struktur
kepemilikan yang cukup besar dalam sebuah perusahaan adalah kepemilikan
institusional. Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan
yang mayoritas dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, bank,
perusahaan investasi, asset management dan kepemilikan institusi lain).
Keberadaan investor institusional dianggap mampu memonitor secara efektif
setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan karena
investor institusional terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan yang
strategis
Melihat
adanya hubungan dari ukuran perusahaan, jenis industri, dan struktur
kepemilikan terhadap investasi lingkungan, serta pengaruhnya terhadap kinerja
perusahaan, maka kerangka pemikiran untuk penelitian ini disusun sebagai
berikut:
C. METODE
PENELITIAN
a. Populasi
dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009, 2010, dan
2011. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling.
Adapun pertimbangan yang digunakan pemilihan sampel adalah: (i) seluruh
perusahaan go public yang menerbitkan dan memplubikasikan laporan tahunannya
periode 2009, 2010, dan 2011, dan (ii) perusahaan-perusahaan go public yang
telah mengikuti program penilaian PROPER tahun 2009, 2010, dan 2011.
Terdapat 30 perusahaan yang telah
melakukan penilaian PROPER di tahun 2009-2011. Laporan keuangan perusahaan
beserta rasio laporan keuangannya tersedia di www.idx.co.id, sedangkan peringkat PROPER diperoleh dari Laporan
PROPER yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
b. Metode
Analisis
Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan
analisis inferensial. Analisis deskriptif menggunakan statistik deskriptif
(minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi) sedangkan analisis
inferensial yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda untuk
hipotesis 1-4 dan analisis regresi linear sederhana untuk hipotesis 5. Dalam
analisis regresi, data yang akan diolah terlebih dahulu harus bebas dari uji
asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain: uji
asumsi normalitas, multikoliniearitas, autokorelasi, dan heterokedastisitas
(Ghazali, 2009). Pada uji hipotesis, terdapat dua model regresi, yaitu:
Model 1:
INV = a1 + a2size + a3profile + a5FO + e
Model 2:
ROA = b1 + b2INV + e
D. HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Sampel Penelitian
Berdasarkan
data perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) dan melakukan
penilaian PROPER secara berturut-turut selama periode 2009-2011 diperoleh
sebanyak 30 perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel
penelitian.
Adapun
tabel ringkasan penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Berdasarkan tabel 2, jumlah sampel yang digunakan adalah 90
perusahaan karena data tersebut merupakan total sampel selama tiga tahun.
Investasi lingkungan (INV) sebagai variabel dependen memiliki nilai minimal
sebesar 2, nilai maksimal sebesar 5, rata-rata sebesar 3,4444, dan standar
deviasi sebesar 0,62010. Ukuran perusahaan (Firmsize) memiliki nilai minimal
sebesar 143.664.943.150, nilai maksimal sebesar 66.983.594.820.159, rata-rata
sebesar 11.119.187.134.312, dan standar deviasi sebesar 15.070.500.000.000.
Jenis industri (Profile) memiliki
nilai minimal sebesar 0, nilai maksimal sebesar 1, rata-rata sebesar 0,7000,
dan standar deviasi sebesar 0,46082. Kepemilikan saham institusional (IO) memiliki
nilai minimal sebesar 0%, nilai maksimal sebesar 100%, rata-rata sebesar
0,3932, dan standar deviasi sebesar 0,32732. Kepemilikan saham asing (FO)
memiliki nilai minimal sebesar 0%, nilai maksimal 93%, rata-rata sebesar
0,3059, dan standar deviasi sebesar 0,30509

Sedangkan
pada model 2, jumlah sampel yang digunakan adalah 90 perusahaan karena data
tersebut merupakan total sampel selama tiga tahun. Kinerja perusahaan (ROA)
sebagai variabel dependen memiliki nilai minimal sebesar -0,16, nilai maksimal
sebesar 0,41, rata-rata sebesar 0,0889, dan standar deviasi sebesar 0,10481.
E. KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah investasi lingkungan
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ukuran perusahaan, jenis industri, dan
struktur kepemilikan saham dan apakah investasi lingkungan yang dilakukan
perusahaan mempengaruhi kinerja perusahaan. Sampel yang digunakan sebanyak 30
perusahaan go public yang terdaftar dan menerbitkan laporan tahunannya di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2009, 2010, dan 2011 secara berturut-turut serta
telah memperoleh peringkat PROPER dari Kementrian Lingkungan Hidup pada periode
sampling tersebut.
Sumber: